Mungkin nama Curug Pitu sudah tidak asing lagi bagi penduduk BANJARNEGARA khususnya di Kecamatan Sigaluh.
Curug pitu berada di desa Kemiri.
Curug ini dapat ditempuh dengan kendaraan selama 10-15 menit dari jalan raya Tekidadi, kecamatan Sigaluh, disana anda akan menjumpai sebuah plang yang bertuliskan ''Obyek Wisata Curug Pitu'', tepatnya disebelah Balai Desa Sigaluh, atau anda juga bisa menempuhnya dengan berjalan kaki selama 30-60 menit.
Untuk orang yang baru pertama kali kesana,mungkin anda bertanya-tanya ''memang apa si keindahan curug pitu ini''
Setelah anda sampai disana mungkin pertanyaan itu akan terjawab.
Setelah sampai disana anda akan melihat air terjun yang indah dan menakjubkan.
Tetapi setelah anda bosan melihat sebuah air terjun tersebut.
Kemudian anda bertanya-tanya ''kenapa sebuah air terjun ini dinamakan curug pitu''
Eittttsss,,,tunggu dulu, anda belum melihat keseluruhan dari curug pitu ini.
Setelah anda naik keatas lebih jauh lagi anda akan menjumpai Curug - curug yang lainya. Curug ke-6, curug ke-5 sampai dengan curug pertama.
Yang anda liat barusan adalah curug yg ke-7 atau yang paling bawah.
Keseluruhan curug berjumlah 7. Inilah kenapa curug ini dinamakan curug pitu.
Untuk melihat kesemua curug ini anda harus sedikit bekerja keras. Karena anda harus naik keatas, jarak curug satu ke curug yang lainya juga lumayan, dan yang paling penting anda juga harus berhati - hati karena jalan yang sempit dan licin.
Tetapi semua kerja keras dan lelah yang andg rasakan akan terbayar lunas setelah anda melihat kesemua curug yang berjumlah 7 ini.
Dan tak kalah pentingnya anda juga bisa bermain air sepuasnya di curug ini karena airnya yang bersih. Tetapi ana juga jangan lupa membawa baju ganti apabila ingin bermain air dan basah - basahan.
Tahukah anda, curug pitu ini juga sudah pernah masuk televisi lh0, tepatnya di program acara ''Paradiso'' yang tayang di stasiun televisi Trans 7.
Sebenarnya sangat besar potensi Obyek Wisata Curug Pitu ini, dilihat dari keindahan, manfaat, dan yang lainya. Sayangnya Obyek Wisata Curug Pitu ini sudah tidak terawat dan terjaga.
Harusnya pemerintah lebih serius lagi dalam melihat potensi dari curug pitu ini. Dan diharapkan, pemerintah dapat merawat obyek wisata ini dengan memberikan fasilitas, sarana dan prasarana.
Upaya yang lain yang bisa dilakukan yaitu melakukan promosi pada obyek wisata ini, untuk mendongkrang pengunjung yang datang, baik dari dalam maupun mancanegara.
Dan semua itu juga ujung-ujungnya akan berimbas pada Banjarnegara, setidaknya ada pemasukan untuk Banjarnegara dari obyek wisata ini.
Ini adalah salah satu kebanggaan dari kab-Banjarnegara.
Inilah yang harus kita gali dari potensi alam banjarnegara yang luar biasa, agar Banjarnegara dapat dikenal lebih luas lagi.
Senin, 15 November 2010
Selasa, 02 November 2010
Peta Rute Pendakian Gunung di Indonesia
Peta Jalur Gunung Sundoro
Peta Jalur Pendakian Gunung Sumbing
Peta Jalur Pendakian gunung Lawu
Peta Jalur Pendakian Gunung Merbabu
Peta Jalur Pendakian Gunung Slamet
Peta Jalur Pendakian Gunung Semeru
Peta Jalur Pendakian Gunung Gede
Peta Jalur Pendakian Gunung Ciremai
Peta Jalur Pendakian Gunung Dempo
Peta Jalur Pendakian Gunung Sumbing
Peta Jalur Pendakian gunung Lawu
Peta Jalur Pendakian Gunung Merbabu
Peta Jalur Pendakian Gunung Slamet
Peta Jalur Pendakian Gunung Semeru
Peta Jalur Pendakian Gunung Gede
Peta Jalur Pendakian Gunung Ciremai
Peta Jalur Pendakian Gunung Dempo
Jalur Pendakian Gunung Sumbing
Gunung bertipe strato ini terletak di kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, dengan ketinggian 3371m dpl.Di daerah
Wonosobo yang terkenal akan sayurannya kita dapat melihat dengan jelas betapa megahnya dua gunung yang seakan
membelah kota ini menjadi dua bagian. Di sebelah selatan kota ini tepatnya Gunung Sumbing berada. Gunung yang
berketinggian 3371 M ini selain menjadi bagian penting kota Wonosobo juga menjadi bagian penting dari tujuan para
pendaki karena tingginya lebih dari 3000 M dan merupakan puncak kedua tertinggi di Jawa Tengah. Keadaan medan
gunung ini sangat gersang di musim kemarau, ini diakibatkan oleh kondisinya pungungan gunung ini terbuka dan hampir
nyaris dipenuhi oleh ilalang. Sumber air juga susah ditemukan kecuali mata air yang terdapat di ketinggian 2200 M, yaitu
di sekitar daerah Genus (jalur lama) atau di Kedung (jalur baru) dan bentuknya telah permanen karena mata air ini juga
dipakai untuk keperluan ladang pertanian. Jalur menuju ke puncak setelah ladang pertanian adalah jalur bebatuan. Jalur
bebatuan ini dikenal rawan longsor jadi pendaki disarankan berhati-hati melewati jalur ini. Setelah melewati jalur
bebatuan ini maka pendaki akan dapat mencapai puncak buntu (3371 M). dari puncak ini pendaki harus mengelilingi
jalan setapak untuk dapat turun menuju Kawah Besar Gunung Sumbing. Dari puncak buntu pada pagi hari pendaki
dapat melihat megahnya Gunung Sundoro yang terdapat tepat di depan mata dan keindahan Gunung Slamet (3428 M)
110 Km sebelah barat Gunung SumbingJalur PendakianPendakian gunung ini bisa dilakukan lewat tiga alternatif rute
pendakian yaitu:
- Rute Cepit Parakan (Pungungan Timur)
- Rute Kalikajar (Pungungan Barat)
- Rute Desa Garung (Pungungan Utara)Dari ketiga jalur pendakian, jalur melalui Dusun Garung adalah jalur yang paling
banyak diminati oleh para pendaki karena jalur ini telah banyak petunjuk dan keamanan medannya lebih terjamin dan
juga waktu tempuh perjalanan dengan menggunakan jalur ini merupakan yang tercepat dibanding dengan dua jalur
lainnya.Dari Dusun Garung pendaki dapat memulai pendakian dengan alternatif dua jalur pendakian yaitu jalur lama dan
jalur baru. Tidak ada perbedaan yang khusus mengenai kedua jalur ini hanya arah dan sudut pendakiannya saja yang
sedikit berbeda. Jika menggunakan jalur lama maka akan terasa sangat berat karena di sekitar (seduplak roto ) atau
kilometer kelima pendakian pendaki akan menemukan medan pendakian yang berkemiringan sekitar 70 derajat,
sehingga pada saat turun hujan akan sangat berbahaya untuk didaki. Berbeda dengan jalur baru yang terletak di
sebelah barat jalur lama, medan pendakian tidak seberat jalur lama hanya ketika menggunakan jalur ini pendaki akan
banyak melewati daerah perbukitan kecil sehingga akan terasa lebih lama.Berikut ini adalah pos-pos pendakian gunung
sumbing, yaitu:Jalur Lama:
- Ladang pertanian (tembakau) (Km II)
- Malim (Km III)
- Genus (Km IV) 2240 M
- Seduplak Roto (Km V)
- Pestan 2437 M
- Pasar Watu (Watu Kotak) 2763 M
- Tanah Putih (KM VI)
- Puncak Buntu 3371 M
- Puncak Kawah (KM VII) Jalur Baru
- Base Camp (Km I)
- Ladang pertanian (Km II)
- Kedung (Bosweisen) (Km III)
- Gatakan (Km IV) 2240 M (Pos 2)
- Krendegan Setelah krendegan ini maka jalur kembali menjadi satu (bergabung dengan jalur lama) di daerah pestan
2437 M. Jalur menuju ke puncak setelah ladang pertanian adalah jalur bebatuan. Jalur bebatuan ini dikenal rawan
longsor jadi pendaki disarankan berhati-hati melewati jalur ini. Setelah melewati jalur bebatuan ini maka pendaki akan
dapat mencapai puncak buntu (3371 M). dari puncak ini pendaki harus mengelilingi jalan setapak untuk dapat turun
menuju Kawah Besar Gunung Sumbing. Dari puncak buntu pada pagi hari pendaki dapat melihat megahnya Gunung
Sundoro yang terdapat tepat di depan mata dan keindahan Gunung Slamet (3428 M) 110 Km sebelah barat Gunung
Sumbing. Waktu perjalanan yang dibutuhkan pendaki untuk dapat mencapai puncak adalah antara 8 sampai 15 jam
perjalanan tergantung cuaca dan fisik pendaki. Itupun dengan menggunakan jalur Garung yang termasuk paling cepat
diantara jalur lainnya. Apabila pendaki akan mencoba jalur cepit parakan atau jalur kalikajar maka perjalanan menuju
puncak bisa memakan waktu satu asmapi dua hari perjalanan karena jalurnya landai dan rambu menuju puncak tidak
sebanyak jalur garung. Tempat Menarik
Selain pandangan yang lepas memandang kesegala arah selama pendakian, gunung ini juga mempunyai kawah yang
bisa dituruni. Dasarnya ditumbuhi oleh rumput dan dikelilingi oleh tebing batu. Lokasi ini juga bisa dijadikan tempat
bermalam. Cari tempat yang agak jauh dari lobang kawah tempat keluarnya asap belerang.
Rute Jalur Pendakian
Jalur Pertama
Dari Kampung Butuh, perjalanan kita lanjutkan menuju perbatasan antara hutan dengan ladang jaraknya sekitar 4,5 Km dari kampung Butuh, maka kita akan sampai di Boswisen. Di Boswisen ini terdapat sungai kecil, bila musim hujan terdapat air dan bisa kita pergunakan untuk keperluan memasak dan minum.
Setelah sampai di Boswisen perjalanan kita teruskan menuju pertigaan yang dinamakan Bukit Genus, sekitar 2 jam melalui tanjakan - tanjakan yang cukup melelahkan. Setelah sampai di Bukit Genus kita bisa beristirahat sebentar sambil menikmati pemandangan karena lokasinya yang cukup datar, lalu perjalanan kita teruskan lagi melewati banyak tanjakan terjal menuju Pestan atau Pasar Setan (2.437 m dpl), selama 2 jam perjalanan. Kawasan Pestan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini sehingga mengakibatkan bahaya saat melakukan pendakian.
Catatan
Pendakian yang paling ramai pada bulan Agustus - September. Menurut data di buku pendakian di Kepala Desa pendaki tiap tahun dapat mencapai 5.000 orang. Untuk mencari penginapan kita bisa ke Kota Wonosobo karena di Desa Garung tidak ada penginapan. Bila kita ingin menikmati perjalanan di kawasan Gunung Sumbing kita bisa menuju ke Wisata air terjun Curuk Duwur, yang terletak sekitar 2 Km dari pusat Desa Garung/Butuh. Dari Desa garung kita juga bisa meneruskan perjalanan ke kota Wonosobo dan langsung menuju ke Lembah Dieng (lihat catatan Di Gunung Sindoro). Jika kita mengalami keadaan darurat kita bisa menghubungi Karang Taruna Desa Garung atau menghubungi Pos Penjagaan Polisi di Kledung dengan frekwensi 147,940 Mhz atau Polsek Wonosobo dan Magelang dengan frekwensi 147.000 Mhz dan disini akan dilakukan koordinasi lebih.
Dari Pestan jalan semakin curam dan agak sulit di lalui sepanjang 0,5 Km, kita akan menemui batu besar, yang dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung dari hembusan angin yang keras, tempat ini dinamakan Batu Kotak.
Dari Batu Kotak perjalanan kita teruskan menuju di kawasan Tanah Putih, sekitar 1 jam perjalanan lalu kita dapat langsung menuju ke puncak. Dari Batu Kotak untuk mencapai puncak Gunung Sumbing membutuhkan waktu 2-3 jam lagi perjalanan pendakian.
Jalur Kedua
Bila kita ingin melewati jalur baru dari Kampung Butuh kita menuju ke kawasan Boswisen sebelah barat yang membutuhkan waktu 2 jam perjalanan, melewati jalan berbatu dan menanjak. Boswisen merupakan batas ladang dan hutan pinus milik PERHUTANI dan terdapat pondok yang merupakan Pos I. Pos ini bisa dipergunakan untuk bermalam bila kita tidak bermalam di desa dan pagi harinya kita meneruskan perjalanan.
Dari Pos I Perjalanan kita lanjutkan menuju ke pos II yang dinamakan Pos Gatakan, sekitar 3 Km. Dari pos II perjalanan kita lanjutkan sampai menemui pertigaan, yang merupakan pertemuan jalur lama dan jalur baru, sekitar 1-1,5 jam. Seterusnya perjalanan kita teruskan melewati jalur lama menuju ke puncak. Puncak Gunung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 meter dan beberapa puncak yang runcing dan sulit untuk dicapai. Dari Desa Garung ke puncak membutuhkan waktu 7-8 jam perjalanan, sedang turunnya membutuhkan waktu 5 jam.
Dari Kampung Butuh, perjalanan kita lanjutkan menuju perbatasan antara hutan dengan ladang jaraknya sekitar 4,5 Km dari kampung Butuh, maka kita akan sampai di Boswisen. Di Boswisen ini terdapat sungai kecil, bila musim hujan terdapat air dan bisa kita pergunakan untuk keperluan memasak dan minum.
Setelah sampai di Boswisen perjalanan kita teruskan menuju pertigaan yang dinamakan Bukit Genus, sekitar 2 jam melalui tanjakan - tanjakan yang cukup melelahkan. Setelah sampai di Bukit Genus kita bisa beristirahat sebentar sambil menikmati pemandangan karena lokasinya yang cukup datar, lalu perjalanan kita teruskan lagi melewati banyak tanjakan terjal menuju Pestan atau Pasar Setan (2.437 m dpl), selama 2 jam perjalanan. Kawasan Pestan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini sehingga mengakibatkan bahaya saat melakukan pendakian.
Catatan
Pendakian yang paling ramai pada bulan Agustus - September. Menurut data di buku pendakian di Kepala Desa pendaki tiap tahun dapat mencapai 5.000 orang. Untuk mencari penginapan kita bisa ke Kota Wonosobo karena di Desa Garung tidak ada penginapan. Bila kita ingin menikmati perjalanan di kawasan Gunung Sumbing kita bisa menuju ke Wisata air terjun Curuk Duwur, yang terletak sekitar 2 Km dari pusat Desa Garung/Butuh. Dari Desa garung kita juga bisa meneruskan perjalanan ke kota Wonosobo dan langsung menuju ke Lembah Dieng (lihat catatan Di Gunung Sindoro). Jika kita mengalami keadaan darurat kita bisa menghubungi Karang Taruna Desa Garung atau menghubungi Pos Penjagaan Polisi di Kledung dengan frekwensi 147,940 Mhz atau Polsek Wonosobo dan Magelang dengan frekwensi 147.000 Mhz dan disini akan dilakukan koordinasi lebih.
Dari Pestan jalan semakin curam dan agak sulit di lalui sepanjang 0,5 Km, kita akan menemui batu besar, yang dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung dari hembusan angin yang keras, tempat ini dinamakan Batu Kotak.
Dari Batu Kotak perjalanan kita teruskan menuju di kawasan Tanah Putih, sekitar 1 jam perjalanan lalu kita dapat langsung menuju ke puncak. Dari Batu Kotak untuk mencapai puncak Gunung Sumbing membutuhkan waktu 2-3 jam lagi perjalanan pendakian.
Jalur Kedua
Bila kita ingin melewati jalur baru dari Kampung Butuh kita menuju ke kawasan Boswisen sebelah barat yang membutuhkan waktu 2 jam perjalanan, melewati jalan berbatu dan menanjak. Boswisen merupakan batas ladang dan hutan pinus milik PERHUTANI dan terdapat pondok yang merupakan Pos I. Pos ini bisa dipergunakan untuk bermalam bila kita tidak bermalam di desa dan pagi harinya kita meneruskan perjalanan.
Dari Pos I Perjalanan kita lanjutkan menuju ke pos II yang dinamakan Pos Gatakan, sekitar 3 Km. Dari pos II perjalanan kita lanjutkan sampai menemui pertigaan, yang merupakan pertemuan jalur lama dan jalur baru, sekitar 1-1,5 jam. Seterusnya perjalanan kita teruskan melewati jalur lama menuju ke puncak. Puncak Gunung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 meter dan beberapa puncak yang runcing dan sulit untuk dicapai. Dari Desa Garung ke puncak membutuhkan waktu 7-8 jam perjalanan, sedang turunnya membutuhkan waktu 5 jam.
Langganan:
Postingan (Atom)